Perkembangan Media Televisi saat ini
semakin maju dan berkembang dengan hadirnya beragam saluran televisi baru dan
saluran televisi lokal yang semakin baik kualitasnya baik dari segi gambar
maupun program acaranya. Hal itu
menunjukkan bahwa dunia broadcasting saat ini cukup menjanjikan dan diterima luas
oleh perusahaan.
Sebagai media yang berjalan di ranah bisnis dan industri, sejarah pertumbuhan TV terestrial komersil di Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa di era tahun 2000-an. Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987 tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Artinya kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan di bidang broadcasting semakin meningkat.
Di Kampus Kami, Telkom University di Telkom Economic and Business School khususnya jurusan Ilmu Komunikasi (Ikom) konsentrasi Broadcasting tersedia laboratorium Televisi. Sangat tepat untuk menyalurkan bakat di bidang broadcasting seperti presenter, reporter, cameraman, creative, make up & wardrobe, dll. Kaprodi kampus kami menuturkan bahwa, “Peralatan yang tersedia di laboratorium ini cukup lengkap dibandingkan dengan kampus lain”. Apalagi saat ini di Kampus kami sudah memiliki wadah atau Club bagi mahasiswa yang ingin mengetahui dunia pertelevisian seperti apa dan ingin merasakan pengalamannya bernama IKOMCHANNEL.
IKOMCHANNEL ini baru terbentuk pada bulan Maret 2013 lalu. Nah disini prosedur yang dijalani disesuaikan dengan pertelevisian Indonesia saat ini. Agar apabila nanti bekerja di stasiun televisi tidak terlalu kaget dan sudah mempunyai pengalaman. Di setiap beritanya tak lupa dicantumkan logo IKOMCHANNEL, karena ini memang TV Kampus.
Menjadi Reporter generasi pertama itu sangat seru, apalagi meliput langsung dilapangan. Dan menjadi Reporter itu tidak memilih-memilih berita, meliput banjir pun harus tetap dijalani. Materi yang kita akan liput itu dari Produser. Produser disini harian yang telah di tentukan oleh Head Departement News dibawah pengawasan Kaprodi Ilmu Komunikasi.
Dalam meliput berita pun ada tantangannya sendiri, mulai dari bagaimana kita mengakses ke lokasi, mencari narasumber yang terkadang susah ditemui, narasumbernya tidak hadir dan mau tidak mau menunggu tanpa ditentukan sampai kapan, terkadang menerima amarah narasumber,hingga berbasah-basahan di lokasi banjir.
Karena kami mahasiswa yang tetap
memprioritaskan kuliah, maka jadwal peliputan tidak seketat karyawan pada
stasiun TV umumnya. Kami disini setiap minggunya mendapatkan jadwal meliput
satu hari di jam kosong perkuliahan. Sebelum mulai peliputan, kami mengikuti
rapat redaksi terlebih dahulu untuk menerima arahan dari produser agar tidak
meliput berita yang sama dengan reporter lain dan sesuai deadline. Setiap tim
liputan disini terdiri dari satu orang reporter dan satu orang cameraman. Hal
ini pun telah di tentukan Head Departement News kami.
Setiap tim liputan dibekali dengan peralatan seperti clip on atau mic agar suara narasumber terekam, ID Card, tripod, dan satu kamera khusus atau kamera SLR. Kami harus membawa peralatan itu semua disetiap peliputan. Yup! Cukup mereportkan namun tak terbayarkan pengalamannya lho. Setelah meliput, kami kembali ke Laboratorium Televisi Kampus untuk menulis script beritanya agar Script Writer tidak kesulitan memperbaiki script. Tentunya didampingi reporter agar beritanya sesuai fakta yang ada. Dan hasil videonya disetorkan ke Editor untuk diolah menjadi satu berita utuh. Tidak asing lagi bagi kami, karena sudah di bekali ilmunya terlebih dahulu dan diberi pelatihan sebelumnya.
Sangat seru, mempunyai kebanggaan
tersendiri, menjadi yang paling tahu duluan, mempunyai banyak teman dan relasi
itulah yang dirasakan setelah menjadi reporter. Dan juga menguntungkan, karena
ini menjadi training tersendiri bagi mahasiswa yang ingin menjadi reporter atau
news anchor di stasiun televisi.
Di video ini pada detik 6-11 hasil liputan penulis bersama team cameraman Oky. Seru banget. Harus bener-bener terjun banjir sampai diatas mata kaki & serius abis itu kaki jadi gatal :D Liputan dekat pembuangan sampah, hmm bau nya ampun ga kuat, jaga jarak 3 meter lebih minimal untuk wawancara narasumber. :D
Di video ini pada detik 6-11 hasil liputan penulis bersama team cameraman Oky. Seru banget. Harus bener-bener terjun banjir sampai diatas mata kaki & serius abis itu kaki jadi gatal :D Liputan dekat pembuangan sampah, hmm bau nya ampun ga kuat, jaga jarak 3 meter lebih minimal untuk wawancara narasumber. :D
No comments:
Post a Comment