Powered By Blogger

Sunday, December 21, 2014

Angka (tak) dewasa

Moment ulang tahun memang menjadi moment yang paling ditunggu oleh si empu umur. Ditunggu karena kebahagiannya dan kesedihannya. Bahagia karna sudah sampai sejauh ini melangkah dan pencapaiannya. Dan sedih, karena dengan bertambahnya usia, semakin bertambahnya beban hidup, beban tanggung jawab, beban karna umur orang tua semakin tua.

Alhamdulillah, Allah masih mengizinkan untuk menghirup udara bumi-Nya ditengah peluh keringat dan tangis. Klasik yang diucapkan, namun memang kenyataannya. Tanpa ridho nya, kita tidak bisa sampai pada tahap ini. Bersyukur masih diberikan keluarga lengkap namun tak sempurna, ditemani orang terkasih yang mampu saling bertahan hingga saat ini.

Mama, papa, caca, tria, dan rizki, adalah orang-orang yang selalu dalam ingatan ketika jatuh dan putus asa. Hingga jelas tujuan segala tujuan dunia hanya untuk mereka. Terima kasih Yaa Allah telah memberikan mereka untuk saya. Menemani mereka untuk saya sampai usia ini. Tak terasa kabut dimata saya terasa, dan basah. Ya, saya menangis. Selalu menangis ketika homesick. Tinggal beberapa bulan lagi, toga ini akan membuat bangga mereka. Janji pada diri sendiri terpatri indah. Sedihnya setiap ulang tahun, saya selalu ditanah rantau. :(( Ma, nanti kalo di ciamis, pengen dimasakin nasi liwet, lengkap telor dadar, dan mujair goreng, plus sambel terasi buatan mama. :")

Ditengah keadaan pahit kehidupan ini yang diseparuh usia saya masih harus bertahan, Allah Maha Adil dan Maha Sutradara telah mengenalkan saya pada orang terkasih yang telah setia menemani suka duka. Dipikir-pikir banyakan dukanya sih, hahaha. Maap yaa, nanti diganti dukanya. Hihi.. Hampir 5 tahun ini. Dia adalah M. Setiap ulang tahunku, dia selalu hadir. Dari usia 17 yang katanya sweetseventeen, 18, 19, 20, 21, 22 kini. Ucapannya yg membuat senyum-senyum sendiri sekarang karna ini:

"Selamat ulang tahun sayang.. Maaf yaa ga bisa hadir disana, ga bisa buat kejutan disana, ga bisa bawa kue disana, ga bisa buat kamu tersenyum dihari yang berbahagia ini. Semoga hari-hari indah terus hadir, semoga impiannya cepat terwujud, cita-cita semakin dekat digapai, kasih sayang dari yang terkasih terus didapat. Semakin bertambahnya umur maka semakin besar beban yang harus dipikul, tapi jangan bingung ada aku yang bantu pikul semua itu. Semangat buat sempro (re: seminar proposal skripsi), perbanyak nulisnya, tulislah perjalanan indah bersamaku, bismillah...."



Seneng beribu-ribu seneng, ucapan sederhana namun memiliki energi yang luar biasa untuk saya yang saat ini sedang berulang tahun ditanah ranatau (lagi). Kurang sempurna, tapi yaa ini skenario-Nya.

22, angka yang cukup dewasa bagi saya, apalagi untuk perempuan. Dimana beban tanggung jawab semakin bertambah khususnya untuk keluarga. Tak ada kata main-main disini. Namun tak dewasa pula mengingat saya masih ingin bermain dan berjalan-jalan menikmati hidup. Masih cengeng, mudah marah, mudah menggerutu. Yaa apa daya, diluar kontrol diri. :(( Awalnya penasaran, gimana sih rasanya umur 20. Dan terlewati. Terus, gimana sih rasanya diumur 21 di tanggal 21 des. Dan biasa aja. Dan, gimana sih rasanya diumur 22 dimana target lulus kuliah pada umur ini. Dan ini rasanya. Semakin terpacu cepat namun harus tepat. Dimana teman-teman lain baru berumur 21 tahun di tingkat 4, dan saya sendiri umur 22 tahun. Merasa tua sendiri dan harus ditutupin dengan cepat lulus wisuda, jadi lebih fokus ke wisuda bukan ke umur. Hahahaha -_- *ketawajahat*. Artinya, teman-teman ibaratnya tahun 2015 wisuda bulan Maret/Agustus mereka masih umur 21 tahun. Dan lebih banyak pencapaian cita-cita dari usia nikah. -,,- Buat perempuan apalagi, umur segini udah bikin keringet dingin kalo belum wisuda dan kerja buat pembuktian ke orangtua. Bismillah :)


New!

Halo! Marmara Cakes

 Amanda Dessy Utami Website & Community marmaracakes.com @marmaracakes.com